TWSL kota probolinggo

selamat datang di kota seribu taman (kota probolinggo)

Senin, 06 Juni 2011

my profile





 
Nama                      : Agustin Husnul Khotimah
Kelas                       : VIII E
Sekolah                   : SMP Negeri 5 Probolinggo
Tempat/ tgl lahir     : 21 Agustus 1996

Rabu, 20 April 2011

sejarah kota probolinggo

Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk) raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, nama sungai yang mengalir di tengah daerah Banger ini. Banger merupakan pedukuhan kecil di bawah pemerintahan Akuwu di Sukodono. Nama Banger dikenal dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Pujangga Kerajaan Majapahit yang terkenal, yaitu Prapanca.

Sejalan dengan perkembangan politik kenegaraan/kekuasaan di zaman Kerajaan Majapahit, pemerintahan di Banger juga mengalami perubahan-perubahan/perkembangan seirama dengan perkembangan zaman. Semula merupakan pedukuhan kecil di muara kali Banger, kemudian berkembang manjadi Pakuwon yang dipimpin oleh seorang Akuwu, di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit. Pada saat Bre Wirabumi (Minakjinggo), Raja Blambangan berkuasa, Banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan, dikuasai pula oleh Bre Wirabumi. Bahkan Banger menjadi kancah perang saudara antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramawardhana (Majapahit) yang dikenal dengan “Perang Paregreg”.

Pada masa Pemerintahan VOC, setelah kompeni dapat meredakan Mataram, dalam perjanjian yang dipaksakan kepada Sunan Pakubuwono II di Mataram, seluruh daerah di sebelah Timur Pasuruan  (termasuk Banger) diserahkan kepada VOC pada tahun 1743. Untuk memimpin pemerintahan di Banger, pada tahun 1746 VOC mengengkat Kyai Djojolelono sebagai Bupati Pertama di Banger, dengan gelar Tumenggung. Kabupatennya terletak di Desa Kebonsari Kulon. Kyai Djojolelono adalah putera Kyai Boen Djolodrijo (Kiem Boen), Patih Pasuruan. Patihnya Bupati Pasuruan Tumenggung Wironagoro (Untung Suropati). Kompeni (VOC) terkenal dengan politik adu dombanya. Kyai Djojolelono dipengaruhi , diadu untuk menangkap/membunuh Panembahan Semeru, Patih Tengger, keturunan Untung Suropati yang turut memusuhi kompeni. Panembahan Semeru akhirnya terbunuh oleh Kyai Djojolelono. Setelah menyadari akan kekhilafannya, terpengaruh oleh politik adu domba kompeni, Kyai Djojolelono menyesali tindakannya. Kyai Djojolelono mewarisi darah ayahnya dalam menentang/melawan kompeni. Sebagai tanda sikap permusuhannya tersebut, Kyai Djojolelono kemudian menyingkir, meninggalkan istana dan jabatannya sebagai Bupati Banger pada tahun 1768, terus mengembara/lelono.

Sebagai pengganti Kyai Djojolelono, kompeni mengangkat Raden Tumenggung Djojonegoro, putra Raden Tumenggung Tjondronegoro, Bupati Surabaya ke 10 sebagai Bupati Banger kedua. Rumah kabupatennya dipindahkan ke Benteng Lama. Kompeni tetap kompeni, bukan kompeni kalau tidak adu domba. Karena politik adu domba kompeni, Kyai Djojolelono yang tetap memusuhi kompeni ditangkap oleh Tumenggung Djojonegoro. Setelah wafat, Kyai Djojolelono dimakamkan di pasarean “Sentono”, yang oleh masyarakat dianggap sebagai makam keramat.

Di bawah pimpinan Tumenggung Djojonegoro, daerah Banger tampak makin makmur, penduduk tambah banyak. Beliau juga mendirikan Masjid Jami’ (± Tahun 1770). Karena sangat disenangi masyarakat, beliau mendapat sebutan “Kanjeng Djimat”. Pada tahun 1770 nama Banger oleh Tumenggung Djojonegoro  (Kanjeng Djimat) diubah menjadi “Probolinggo” (Probo : sinar, linggo : tugu, badan, tanda peringatan, tongkat). Probolinggo : sinar yang berbentuk tugu, gada, tongkat (mungkin yang dimaksud adalah meteor/bintang jatuh). Setelah wafat Kanjeng Djimat dimakamkan di pasarean belakang Masjid Jami’.

produk unggulan probolinggo

KERAMIK KINASIH


keramik1.png
Pesona keramik Kota Probolinggo tidak kalah menariknya dengan produk kota lain sehingga mampu bersaing dan bekerjasama melalui eksport keramik ke luar negeri.
 
 
Desain keramik yang apik dan unik mempunyai ciri khas tersendiri dengan mengusung motif nuansa alam yang dibentuk gaya kontemporer membuat produk keramik ini berbeda.
 
 
Bagi anda pecinta keramik dan ingin memiliki ragam yang berbeda dapat ditemui di kedai keramik lingkungan Kanigaran dan Mayangan.keramik2.jpg
 

mangga dan anggur khas probolinggo



Bagi anda yang biasa melintas di pantura Jawa Timur mulai dari Sidoharjo hingga ke Banyuwangi tentu pernah mampir ke Probolinggo. Siapa pun pasti tahu dimana Probolinggo itu berada. Ya Probolinggo berada di daerah pantura Jawa Timur sebuah kota yang terkenal dengan sebutan Bayuangga. Sebutan ini sehat dengan reiki dapat setelah berada di Probolinggo dalam kunjungan ke sentra produksi buah mangga dan anggur dimana angin bertiup cukup kencang di daerah sentra perkebunan ini.

Ciri khas Probolinggo sebagai Bayuangga menandakan bahwa daerah yang berangin kencang ini sudah sangat terkenal dengan mangga arum manisnya dan juga buah anggur yang produksi hasil perkebunan ini begitu melimpah membanjiri pasar Pulau Jawa hingga ke Jakarta.Musim petik mangga Probolinggo biasanya terjadi di bulan Oktober. Harga jual mangga ini cukup mahal tetapi Anda yang berkunjung saat panen mangga di daerah ini akan mendapatkan harga mangga sedikit murah karena produksi melimpah ruah dan terdapat di seluruh pasar tradisional.

Tak jarang wisatawan mancanegara atau domestik berbelanja mangga sebagai oleh-oleh. Buah ini dapat bertahan lama ketika dibawa dalam perjalanan panjang misalnya ke Jakarta. Rasa mangga akan tetap manis maka kiat membeli mangga disarankan masih mengkal dan saat panen mangga tiba kebanyakan mangga dipetik dari pohon dalam kondisi mengkal. Selain mangga ada juga sentra buah anggur di daerah Kelurahan Ketapang Kecamatan Kademangan..

Di daerah ini dibentuk kelompok tani sejahtera yang membawahi 3 sub kelompok tani di Kecamatan Wonoasih dengan kelompok tani Bangojaya di Kelurahan Sumber Taman, Pemuda Tani di Kelurahan Jrebeng Lor dan Keluarga tani Sumber Barokah di Kelurahan Pakis Taji. Varietas anggur yang dikembangkan adalah Red Prince dan Cardinal.Kedua varietas tadi berwarna merah dan rasanya manis dan tak kalah dengan anggur import.

Apakah itu saja sebutan Bayuangga untuk kota Probolinggo? Memang dulu terkenal dengan julukan itu tetapi kini ada sebutan baru bagi kota ini yaitu kota seribu taman.Orang pun tahu bahwa Probolinggo mempunyai Pantai Pasir Putih sebagai sarana wisata laut namun juga mempunyai taman mungil yang berderet rapi, cantik dan sangat terawat begitu kita masuk pintu gerbang kota ini. Tidak itu saja taman ini ada di jalan masuk kota tetapi hampir ada di setiap pelosok kampung.

Begitu memasuki pintu gerbang kota Probolinggo mata akan tertuju pada rangkaian taman mungil yang tertata apik. Aneka bunga berwarna warni dan hijau dedaunan ini menandakan sapaan ramah warga kota kepada setiap pengunjung apakah musafir ini menginap di kota ini atau hanya sekedar lewat dalam perjalanan menuju Banyuwangi atau Surabaya.

Ketika melakukan perjalanan ke Banyuwangi 20 tahun silam, sehat bersama reiki dan kerabat kerja poduksi film sempat mampir sejenak ke Pasir Putih dan ke sentra perkebunan mangga dan anggur tetapi tidak menjumpai deretan taman di pelosok kota dan desa. Baru dalam kunjungan kali ini mendapatkan Probolinggo mempunyai sebutan kota seribu taman.

Probolinggo kota seribu taman dirintis sejak masa jabatan pertama H.M Buchori sebagai walikota Probolinggo sekitar empat tahun lalu. Saat ini hasilnya bisa dinikmati dengan hadirnya deretan taman yang hijau dengan tumbuhnya beraneka bunga di setiap taman yang ada di dalam kota dan desa. Langkah penghijauan dan penanaman tanaman bunga dimaksudkan sebagai penambah keindahan dan kesejukan taman yang efeknya bisa mengurangi global warming yang saat ini sedang melanda hampir di kota besar di belahan dunia.

Walikota Probolinggo HM. Buchori mengaku bahwa progam ini terinspirasi dari keindahan dan keteduhan kota kota di Taipe dan Jepang yang menurutnya tidak sulit diterapkan di Probolinggo yang memiliki jenis tanah sama dengan kedua negara itu. Banyak gagasan berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan diterapkan Pak Walikota ini. Untuk itu Pemerintah Pusat dan Daerah menganugerahi tiga kali penghargaan Adi Pura, Walikota Peduli Kehutanan dan Penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan.

Saat ini Pemkot Probolinggo juga mulai membudayakan hidup sehat dengan sasaran seluruh warga kota demi mewujudkan obsesi Probolinggo sehat 2010. Khusus penghargaan inovasi manajeman perkotaan, kota Probolinggo memperoleh dua penghargaan yakni peringkat pertama untuk katagori ruang terbuka hijau dan peringkat kedua untuk sanitasi. Nah menjelang panen mangga Oktober nanti sehat dengan reiki mengajak Anda untuk mau mampir sejenak di Probolinggo bila melakukan perjalanan menuju Pulau Bali. Anda mau? Ayo jalan sama-sama agar tetap sehat dan tentu saja tidak saya gendong lho.

profil sekolah-ku


SMPN 5 Probolinggo
 

Nama sekolah : SMPN 5 RSBI PROBOLINGGO
Alamat            : jl cokroaminoto no 26 kota Probolinggo

Fasilitas sekolah    :
  • Ruang Guru
  • Ruang TU
  • Lobi
  • Koperasi Sekolah
  • Ruang Kelas (jumlah kelas : 16 kelas)
  • Ruang Kesenian
  • Kantin
  • Lab. IPA
  • Lab. TIK
  • Lab. Bahasa
  • Perpustakaan
  • Toilet 
  • Tempat parkir siswa dan guru 
  • Lapangan olahraga
  • Aula
  • Wifi
  • Automatic absensi (fingerprint and barcode )   

Berdiri sejak                    : 1983
Prestasi-prestasi yang di raih   : 


  •  Th ajaran 2008-2009 :

    1. Juara I lomba KIR bahaya rokok tingkat KOTA,2008

    2. Juara I lomba PTK tingkat KOTA,2008

    3. Juara I lomba festifal BAND tingkat KAB-KOTA,2009

    4. Juara I olimpiade B.inggris tingat KOTA,2009

    5. Juara I olimpiade Matematika tingkat KAB-KOTA,2009

    6. Juara I lomba cerdas cermat wawasan kebangsaan tingkat KOTA,2009

Selasa, 19 April 2011

museum probolinggo

PROBOLINGGO - Rencana pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo di kota 
ini disambut baik oleh sejumlah seniman. Sebab, dengan begitu, semua kegiatan 
budaya dan puncak-puncak kesenian yang dimiliki oleh Kota Probolinggo dapat 
lestari dan menarik wisatawan. 

Pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo itu sekarang tengah dirintis 
oleh Pemkot Probolinggo bekerja sama dengan lembaga bernama BIAS (British 
Indonesia Artists' Society) yang ada di Bringhton, Inggris. Dijadwalkan, pada 
2009 sudah mulai ada tahapan-tahapan untuk merealisasikannya. 

Seniman lukis Kota Probolinggo Djoko Sudarto pun menyambut gembira rencana ini. 
"Alhamdulillah. Dengan begitu semua seniman yang ada di kota bisa punya ruang 
untuk mengadakan pameran atau kegiatan. Kalau ada museum dan pusat kebudayaan, 
dapat memudahkan seniman-seniman muda yang cenderung malas mengurus 
administrasi," ujarnya kemarin. 

Tidak hanya itu, kata Joko, inovasi pendirian museum juga dapat memberikan 
pengetahuan mengenai sejarah kota Probolinggo agar tidak ngambang lagi. "Karena 
sejarah kota Probolinggo ini sudah hampir terlupakan. Bagi saya, memiliki 
museum adalah hal yang positif," katanya. 

Paling tidak, tambah dia, kota Probolinggo harus mempunyai gedung dan wadah 
untuk kegiatan kelompok-kelompok para seniman. Sehingga di lokasi itulah semua 
kebudayaan khas kota Probolinggo dipusatkan di museum tersebut. 

Joko berharap, koleksi di museum seharusnya punya nilai budaya tinggi. Ia 
mengharapkan, minimal ada arca yang sebelumnya dipasang di depan markas Kodim 
0820 Probolinggo. "Dulu, pada tahun1974 disana ada reco-nya. Tetapi sekarang 
sudah tidak ada, entah siapa yang mencuri," imbuhnya. 

Terwujudnya museum dan pusat kebudayaan juga disebut-sebut Joko sebagai pemicu 
semangat generasi mudah dalam berkiprah. Guna mendukung berdirinya museum, 
pemerintah harus berkomitmen dan punya anggaran khusus. 

"Nantinya pelaku seni yang ingin memakai gedung, semoga izinnya tidak 
dipersulit. Biarlah seniman-seniman di sini bisa memanfaatkan modal kreasi di 
kotanya sendiri daripada di kota lain. Soal lokasinya, saya setuju juga di 
Panti Budaya (Jl Suroyo) karena di sana itu peninggalan Belanda," pungkas Joko. 

Sementara itu, seniman tari dari sanggar Bayu Kencana Peni Priyono justru 
mendorong agar pemkot proaktif dalam rencana pembuatan museum tersebut. "Untuk 
sisi kebudayaan kota Probolinggo, museum sangat diperlukan. Kalau tidak ingin 
ketinggalan, ya kita harus punya," jawabnya. 

Bagi Peni, sekecil apapun kota ini, tetap harus punya tempat pusat kebudayaan. 
"Jangan hanya dilihat dari segi ekonominya saja. Tetapi lebih menguntungkan 
dari segi wisata, penelitian dan pembelajaran. Jadi, saya rasa ini hal yang 
sangat penting memang. Toh, untuk perpustakaan umum sudah ada. Tinggal 
museumnya," katanya kepada Radar Bromo. 

Digambarkan olehnya, di dalam museum itu bakal menyimpan benda-benda adat 
seperti busana dan senjata. Di musem tersebut juga sebagai tempat penelitian 
dan lokasi pembelajaran sejarah masa lalu kota Probolinggo. 

"Perlu diingat juga, museum tidak sekedar untuk menyimpan tetapi juga sebagai 
tempat melestarikan budaya yang pernah ada di kota Probolinggo dan sekitarnya. 
Atau bahkan budaya milik bangsa Indonesia," pungkasnya

Minggu, 17 April 2011

Pelayanan Kesehatan di Kota Probolinggo

WONOASIH. Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Kesehatan terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan menyajikan program unggulan khusus di tiap puskesmas yang tersebar di 5 kecamatan. Diantaranya adalah Puskesmas Wonoasih, Puskesmas Kanigaran, Puskesmas Kedopok, Puskesmas Sukabumi, Puskesmas Jati dan Puskesmas Ketapang. Puskesmas Wonoasih dikenal dengan puskesmas yang melayani kesehatan ibu dan anak, Puskesmas Kanigaran dengan pelayanan gigi,
Puskesmas Sukabumi dengan pelayanan mata, Puskesmas Jati dengan pelayanan akupunktur dan Puskesmas Kedopok dengan pelayanan lansia (lanjut usia).

Puskesmas Wonoasih merupakan Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar) yang telah menyiapkan fasilitas baik tenaga, sarana dan peralatan yang memadai. Puskesmas yang terletak di Jalan Anggur No. 70 Kelurahan Wonoasih Kecamatan Wonoasih ini memang khusus melayani kesehatan ibu dan anak, walaupun pelayanan kesehatan yang lain tetap dilakukan.
Pelayanan yang terbaru ada di Puskesmas Wonoasih adalah fisioteraphy pada pijat bayi. Fisioteraphy adalah metode pemijatan yang dilakukan pada bayi yang bertujuan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan pada bayi.
“Dulu kesannya membuat orang sakit jadi males berobat, jadi sekarang kami ubah warna dan menjadikannya asri agar pasien merasa nyaman berobat kesini terutama ibu dan anak. Halaman belakang disulap menjadi taman-taman dan arena bermain untuk pasien anak-anak,”terang Dr. Imamatus, Kepala Puskesmas Wonoasih ramah saat ditemui disela-sela kesibukannya.
Untuk pijat bayi ini, kata Imamatus, sangat diminati masyarakat, bukan hanya dari wilayah Wonoasih saja tapi sampai wilayah Ketapang dan Sukabumi. Selain itu, di Puskesmas Wonoasih juga mempunyai dokter spesialis kandungan yang siap siaga bila dibutuhkan.
Sementara itu, Puskesmas Kanigaran juga memiliki program unggulan khusus yaitu  pelayanan gigi. Puskesmas yang terletak di Jalan Cokroaminoto ini menyediakan dokter spesialis gigi, yaitu dokter yang menangani perataan gigi (orthodonsia) dan pembersihan karang gigi (scaling).
Puskesmas yang mempunyai visi “Masyarakat Wilayah Puskesmas Kanigaran Mandiri untuk Hidup Sehat” ini membuka layanan perataan gigi pada hari Selasa. Menurut Dr. Lusi Tri Wahyuli, Kepala Puskesmas Kanigaran, kebanyakan masyarakat sudah tahu dengan pelayanan khusus yang disediakan di puskesmas ini.
“Dengan adanya program unggulan ini, masyarakat langsung njujug ke Puskesmas Kanigaran bila mengalami keluhan dengan giginya. Apalagi sekarang bebas biaya retribusi, jadi peminatnya semakin banyak,”katanya.
Sarana pelayanan kesehatan terbaru yang ada di Kota Probolinggo adalah Puskesmas Kedopok. Puskesmas yang berada di Jalan Mastrip No. 18 Kedopok ini memang terbilang baru berusia 2 tahun. Namun demikian, dengan sarana yang terbatas ini, Puskesmas yang berada dibawah pimpinan Dr. Novi Rahayu bertekad untuk inovatif dan kreatif dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Dengan wilayah kerja sebanyak 6 kelurahan dan mempunyai 6 puskesmas pembantu (pustu),diantaranya Pustu Jrebeng Wetan, Jrebeng Kulon, Kareng Lor, Jrebeng Lor, Jrebeng Wetan dan Sumberwetan mempunyai produk unggulan, pelayanan kesehatan bagi warga lanjut usia (lansia).
Walaupun sarana dan prasarana terbilang sangat terbatas, tapi pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan pada lansia, seperti senam lansia yang digelar seminggu sekali. Pesertanya juga tidaklah sedikit, kata Dr. Novi.
Dengan adanya program unggulan di tiap puskesmas ini, kata Kepala Dinas Kesehatan, Dr. Bambang Agus, masyarakat bisa langsung menuju ke puskesmas yang dibutuhkan. Misalnya, sakit gigi langsung ke Puskesmas Kanigaran, atau bila ingin melahirkan secara Caesar dengan harga yang terjangkau, bisa langsung ke Puskesmas Wonoasih.
“Program unggulan di masing-masing puskesmas ini diharapkan bisa mempermudah masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan cepat,”katanya. (tari)